Pasar otomotif Indonesia sepanjang tahun 2024 menghadapi tantangan besar dengan total produksi kendaraan mencapai 1,19 juta unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 472 ribu unit diekspor dalam bentuk Completely Built Up (CBU), sementara penjualan di pasar domestik tercatat sebanyak 865 ribu unit. Angka ini menunjukkan penurunan 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk melemahnya daya beli masyarakat serta tekanan ekonomi global.
Namun, optimisme terhadap kebangkitan sektor ini masih tinggi, seiring dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan para pelaku industri dan dukungan penuh dari pemerintah. Kementerian Perindustrian meyakini bahwa inovasi dan investasi baru akan membantu industri otomotif kembali mencatat pertumbuhan positif di tahun 2025.
Investasi Rp2,9 Triliun untuk Perluasan Pabrik Daihatsu
Salah satu upaya konkret dalam mendukung pemulihan sektor otomotif adalah perluasan pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dengan nilai investasi sebesar Rp2,9 triliun. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah ini dalam peresmian pabrik baru Karawang Assembly Plant 2 (KAP2) di Kawasan Industri Suryacipta pada Kamis (27/2).
“Atas nama pemerintah, saya mengucapkan apresiasi kepada PT ADM atas ekspansi ini, yang merupakan bukti nyata kepercayaan investor terhadap prospek industri otomotif Indonesia,” ujar Agus.
Ia juga menyoroti peran Daihatsu Motor Co., Ltd. yang menjadikan PT ADM sebagai basis produksi utama mereka di luar Jepang. “Investasi ini semakin mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu hub utama industri otomotif global,” tambahnya.
Perluasan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga memperkuat rantai pasok industri dalam negeri. Pemerintah mendorong PT ADM untuk terus meningkatkan penggunaan komponen lokal atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dengan melibatkan lebih banyak Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam ekosistem produksi mereka.
Dorongan untuk Kendaraan Ramah Lingkungan
Sejalan dengan kebijakan transisi hijau yang dicanangkan pemerintah, PT ADM juga diharapkan terus mengembangkan teknologi otomotif yang lebih ramah lingkungan. Kemenperin menegaskan bahwa pemerintah mendukung berbagai jenis teknologi kendaraan yang sesuai dengan preferensi pasar, selama tetap berkomitmen pada prinsip keberlanjutan.
“Tren industri otomotif global mengarah pada kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pemerintah akan terus memberikan dukungan agar pelaku industri dapat berinovasi dan memenuhi standar lingkungan yang lebih ketat,” kata Menperin.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 281 juta jiwa pada 2024 dan rasio kepemilikan mobil yang masih rendah—hanya sekitar 99 unit per 1.000 orang—potensi pasar otomotif Indonesia masih sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pelaku industri untuk menyesuaikan harga dan mempertimbangkan margin keuntungan agar kendaraan lebih terjangkau bagi masyarakat luas.
Strategi Pemerintah untuk Rebound Industri Otomotif
Untuk memastikan industri otomotif tetap tumbuh dan kembali pulih, pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan guna menjaga daya beli masyarakat, menarik lebih banyak investasi, serta mempercepat transisi ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Diharapkan, dengan kombinasi strategi dari pemerintah dan pelaku industri, sektor otomotif nasional dapat kembali mencatat pertumbuhan yang positif.
Sementara itu, President Director PT Astra Daihatsu Motor Yasushi Kyoda menyampaikan bahwa pabrik baru KAP2 akan berfokus pada produksi kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) seperti Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. “Pabrik ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga mendukung peningkatan ekspor kendaraan buatan Indonesia ke berbagai negara. Desainnya juga sudah disiapkan untuk memproduksi kendaraan masa depan yang lebih inovatif,” jelas Kyoda.