Percepat Industri 4.0, Indonesia dan Korea Selatan Kolaborasi Wujudkan Smart Factory

0
40
Percepat Industri 4.0, Indonesia dan Korea Selatan Kolaborasi Wujudkan Smart Factory
Percepat Industri 4.0, Indonesia dan Korea Selatan Kolaborasi Wujudkan Smart Factory (Dok Foto: Kemenperin)
Pojok Bisnis

Kemenperin terus mendorong transformasi digital di sektor manufaktur dengan memanfaatkan konsep industri 4.0 guna meningkatkan produktivitas dan daya saing global. Transformasi ini mengandalkan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Kolaborasi yang kuat di antara berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan agar Indonesia dapat mengambil posisi strategis di era digital ini,” ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, Minggu (26/1).

Sebagai wujud konkret komitmen tersebut, pemerintah meluncurkan inisiatif nasional “Making Indonesia 4.0” untuk mempercepat penerapan teknologi digital di sektor manufaktur. Meski begitu, tantangan masih ada, seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya tenaga kerja terampil, dan kesenjangan digital di beberapa daerah.

Kerja Sama Strategis dengan Korea Selatan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kemenperin menjalin kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan melalui Ministry of Economy and Finance (MOEF). Kedua pihak resmi menandatangani Memorandum of Arrangement (MoA) pada 22 Januari 2025. Penandatanganan ini melibatkan Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (POPTIKJI), Priyadi Arie Nugroho, dan Choi Dong Il selaku Director of Trade Policy Coordination Division dari MOEF.

PT Mitra Mortar indonesia

Kerja sama ini berfokus pada pengembangan ekosistem smart factory di Indonesia. Priyadi Arie Nugroho menjelaskan, penerapan konsep smart factory akan memberikan berbagai keuntungan seperti peningkatan efisiensi produksi, pengurangan biaya operasional, dan penguatan daya saing produk Indonesia di pasar global.

“Kami percaya, pengalaman Korea Selatan dalam membangun ekosistem smart factory akan menjadi referensi penting bagi Indonesia untuk mempercepat lompatan transformasi digital di sektor manufaktur,” ujar Priyadi.

Mendorong Kolaborasi Bisnis dan Rantai Suplai Global

Choi Dong Il dari MOEF mengapresiasi langkah Indonesia dalam mendigitalisasi sektor manufakturnya. Ia optimistis bahwa proyek ini tidak hanya meningkatkan efisiensi manufaktur tetapi juga membuka peluang kolaborasi baru antara perusahaan-perusahaan di kedua negara.

“Kami berharap kerja sama ini akan menjadi fondasi bagi proyek-proyek ekonomi lain yang dapat mempererat hubungan perdagangan antara Korea Selatan dan Indonesia,” tutur Choi.

Sementara itu, Direktur Akses Industri Internasional (AII), Dewi Muliana, menegaskan bahwa proyek ini menjadi bagian dari upaya strategis Kemenperin untuk meningkatkan daya saing industri domestik. Tujuan utamanya adalah memperkuat ekspor, menarik investasi, dan memastikan keterlibatan Indonesia dalam rantai suplai global.

“Penyusunan pedoman smart factory yang diinisiasi POPTIKJI ini akan mempercepat transformasi digital di sektor manufaktur, sehingga produktivitas dan efisiensi dapat tercapai secara optimal,” pungkas Dewi.

Dengan kolaborasi strategis ini, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan peluang digitalisasi untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri 4.0 manufaktur.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan