Untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kebutuhan industri di Sumatera Utara, Kementerian Perindustrian baru-baru ini mengadakan pelatihan vokasi industri yang diikuti oleh 190 peserta di Medan. Inisiatif ini menunjukkan konsistensi peran Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin dalam menekan tingkat pengangguran dan meningkatkan kompetensi SDM agar siap bersaing di pasar kerja global.
“Kemenperin terus berkomitmen untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Salah satu langkah strategis yang kami lakukan adalah melalui pelatihan vokasi industri,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (23/8).
Subsektor Prioritas dalam Pelatihan Vokasi Industri
Pelatihan ini melibatkan berbagai Balai Diklat Industri (BDI) seperti BDI Medan, BDI Padang, dan BDI Makassar, serta diikuti oleh peserta yang akan mendukung industri makanan dan minuman, perkapalan, agro, dan kimia.
Kepala BPSDMI, Masrokhan, menyebutkan bahwa subsektor-sektor tersebut menjadi prioritas pengembangan karena kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian nasional. “Industri makanan dan minuman menunjukkan performa yang luar biasa dengan nilai ekspor mencapai USD41,70 miliar pada tahun 2023, dengan surplus neraca perdagangan sebesar USD25,21 miliar,” jelasnya.
Selain itu, industri perkapalan di Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, terlihat dari meningkatnya kebutuhan serta pentingnya transportasi laut di negara ini. Saat ini, terdapat 250 perusahaan galangan kapal di Indonesia dengan kapasitas fasilitas 50 ribu DWT untuk pembangunan baru dan 150 ribu DWT untuk reparasi. Kapasitas ini perlu didukung oleh SDM yang terampil di bidangnya.
Pelatihan Sesuai Kebutuhan Industri
“Selanjutnya, industri kimia dan agro juga menjadi sektor prioritas karena perannya sebagai dasar industri manufaktur yang menyediakan bahan baku untuk berbagai industri lainnya seperti makanan, minuman, farmasi, dan lain-lain,” tambah Masrokhan.
Masrokhan menekankan bahwa pelatihan harus berorientasi pada kebutuhan industri (demand driven). “Oleh karena itu, para praktisi industri terlibat langsung dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), serta pengembangan kurikulum dan modul pelatihan. Inovasi dalam pelatihan vokasi industri diterapkan melalui sistem 3 in 1, di mana peserta dilatih, disertifikasi, dan ditempatkan di perusahaan industri,” jelasnya.
Pelatihan vokasi industri di Sumatera Utara ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenperin dengan asosiasi industri, mitra industri di Sumatera Utara, dan pemerintah daerah. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam pengembangan SDM industri yang kompeten sesuai kebutuhan industri saat ini,” kata Kepala Pusdiklat SDM Industri Kemenperin, Saiful Bahri.
Pelatihan vokasi ini akan terus dilaksanakan dengan sasaran yang tepat sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sepanjang tahun 2023, BPSDMI Kemenperin telah menyelenggarakan 666 pelatihan, yang melibatkan 32.714 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Jumlah ini meningkat 21 persen dibandingkan tahun 2022, di mana jumlah peserta pelatihan mencapai 25.709 orang.