Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Pembangunan IKN dan Dampaknya pada Pertumbuhan Ekonomi Pertanian

Pembangunan IKN dan Dampaknya pada Pertumbuhan Ekonomi Pertanian

0
Pembangunan IKN dan Dampaknya pada Pertumbuhan Ekonomi Pertanian (Dok Foto: BPMI Setpres)

Seiring dengan kemajuan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan, diperkirakan potensi ekonomi sektor pertanian di daerah sekitarnya akan mengalami peningkatan yang signifikan. Presiden Joko Widodo, dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Selatan, menyoroti peluang cerah bagi petani lokal dan produsen pertanian untuk memenuhi permintaan masa depan dari IKN.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa permintaan dari pasar baru seperti IKN bisa menjadi peluang besar bagi petani setempat. “Nanti akan ada permintaan dari pasar baru yang namanya IKN. Kalau ada kelebihan produksi beras di sini bisa dikirim ke IKN,” ujar Jokowi saat meninjau program pompanisasi di Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, pada Jumat (5/7/2024) dilansir BPMI Setpres.

Kehadiran IKN diprediksi akan meningkatkan permintaan produk pertanian seperti beras, sayuran, dan bawang, yang bisa dipasok dari surplus produksi di daerah sekitarnya. Presiden mencontohkan, jika ada kelebihan produksi bawang merah, yang saat ini dijual dengan harga menguntungkan, bisa dengan mudah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan IKN.

“Ada kelebihan produksi sayur di sini bisa ditarik ke IKN, ada bawang merah tadi yang juga harganya sangat baik, 30 ribu per kg, bisa ditarik ke IKN,” lanjut Presiden.

IKN sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Presiden Jokowi juga menegaskan pentingnya peran strategis IKN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi menjadikan IKN sebagai model pembangunan kota yang mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus ramah lingkungan.

“Saya kira IKN akan menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru dan kita ingin terjadi transformasi ekonomi terutama yang berkaitan dengan ekonomi hijau,” jelas Presiden.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengunjungi Kabupaten Bulukumba untuk mengecek harga bahan pokok di pasar setempat. Presiden mengapresiasi produktivitas pertanian di Sulawesi Selatan yang tercermin dari harga sejumlah komoditas yang dijual lebih murah dibandingkan di Pulau Jawa.

“Tadi saya lihat bawang merah 30 ribu, cabai 30 ribu, dan yang lainnya semuanya lebih murah dari di Jawa. Setelah saya tanya, ternyata di sini ada produksi sendiri di Sulawesi Selatan, ini sangat bagus,” ungkap Presiden.

Exit mobile version