Berempat.com – Meskipun saat ini segala sesuatunya dimudahkan oleh keberadaan internet, tapi tidak demikian bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasalnya, sektor satu ini tak mudah dalam mencari pendanaan. Untuk mencari investor tentu bukan bagiannya, tapi lari ke perbankan untuk meminjam modal pun bukan pilihan tepat. Karena bunga yang mencekik tentu menjadi pertimbangan besar.
Tapi kini rasanya UMKM akan terbantu dengan hadirnya salah satu perusahaan financial technology (Fintech) yang memberikan akses dan kemudahan meminjam. Dan yang lebih utama, rendahnya bunga yang diberikan.
Modalku menjadi salah satu perusahaan fintech yang memberikan solusi bagi para pelaku UMKM yang butuh modal atau pendanaan. Menurut Head of Micro Modalku, Sigit Aryatejo menyebut bahwa saat ini sudah ada 54 ribu investor yang terhubung dengan UMKM di Modalku.
“Modalku pertemukan banyak UKM yang memubutuhkan modal dan mempertemukan investor,” ujarnya dalam diskusi “Digital SME Menembus Batas di Era Digital” yang dihelat Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/4).
Dalam aturan Modalku, diketahui bahwa pemberi pinjaman atau investor akan mendapatkan pengembalian dana hingga 35% per tahun. Ini menjadi alternatif investasi yang ditawarkan oleh Modalku bagi peminjam. Sementara untuk UMKM bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa perlu memberikan jaminan apa pun hingga Rp 2 miliar. Proses pengajuan bahkan dapat dilakukan secara daring.
“UKM yang membutuhkan modal, hanya 3 jam saja, tidak seperti meminjam dana di bank,” sambung Sigit.
Sampai saat ini, menurut Sigit Modalku sudah menggaet 2.800 UMKM. Ia pun menegaskan agar siapa saja tak perlu khawatir meminjam maupun meminjamkan modal di Modalku karena perusahaan ini telah dipercayai Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Bisnis kita dipercayai oleh OJK,” lanjutnya.
Sebelumnya, dua CO-Founder Modalku, yakni Reynold Wijaya dan Iwan Kurniawan sempat muncul dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2018 yang dirilis pada Maret 218 lalu. Dengan itu, Modalku menajdi satu-satunya perusahaan fintech asal Indonesia yang masuk dalam daftar.
“Saya merasa terhormat telah terpilih untuk masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia. Industri teknologi finansial maupun peer to peer (P2P) landing masih tergolong sebagai industri baru di Indonesia,” ujar Reynold di Jakarta beberapa waktu lalu.