Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa transaksi QRIS mengalami lonjakan signifikan sebesar 226,54 persen (year on year/yoy). Pengguna QRIS kini mencapai 50,50 juta, sementara jumlah merchant tercatat sebanyak 32,71 juta.
Di sisi lain, transaksi menggunakan kartu ATM/D mengalami penurunan sebesar 8,42 persen (yoy), menjadi 1.759,92 juta transaksi. Namun, transaksi kartu kredit menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 20,92 persen (yoy), mencapai 114,31 juta transaksi. Dalam hal pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 6,61 persen (yoy) menjadi Rp1.057,8 triliun.
Pertumbuhan Transaksi Digital dan Sistem Pembayaran
Perry menjelaskan bahwa pada triwulan II 2024, kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta pada Rabu (17/7/2024), Perry menyebutkan bahwa dari sisi nilai besar, transaksi BI-RTGS meningkat 13,42 persen (yoy) hingga mencapai Rp42.008,08 triliun. Di sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh positif 67,79 persen (yoy), mencapai 785,95 juta transaksi.
Transaksi perbankan digital juga mencatat angka signifikan dengan 5.363,00 juta transaksi, tumbuh sebesar 34,49 persen (yoy). Selain itu, transaksi Uang Elektronik (UE) mengalami pertumbuhan sebesar 39,24 persen (yoy), mencapai 3.958,53 juta transaksi.
Stabilitas Infrastruktur Sistem Pembayaran
Perry juga menegaskan bahwa stabilitas infrastruktur sistem pembayaran tetap terjaga, didukung oleh interkoneksi struktur industri yang semakin luas. Dari sisi infrastruktur, kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) terjaga dengan baik, aman, dan andal, berkat kondisi likuiditas dan operasional yang memadai.
Interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) terus meningkat. Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) yang memfasilitasi interkoneksi di sistem pembayaran menunjukkan pertumbuhan positif, didorong oleh perluasan kerja sama antar pelaku industri.
Perry menegaskan bahwa Bank Indonesia terus menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil). “Bank Indonesia terus berkomitmen memastikan ketersediaan uang Rupiah yang memadai dan layak edar di seluruh wilayah NKRI, termasuk daerah 3T,” ujar Perry.
Melalui berbagai inisiatif ini, Bank Indonesia berupaya memperkuat sistem pembayaran digital dan memastikan stabilitas ekonomi keuangan di Indonesia tetap terjaga. Perry optimis bahwa dengan dukungan sistem pembayaran yang andal, pertumbuhan transaksi QRIS dan digital akan terus meningkat, memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.