OJK Catat Bisnis Perbankan Tetap Optimis di Tengah Ketidakpastian Global

0
348
OJK Perbankan
OJK Catat Bisnis Perbankan Tetap Optimis di Tengah Ketidakpastian Global
Pojok Bisnis

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengeluarkan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) untuk triwulan IV-2023. Secara umum, hasil survei ini mencerminkan optimisme responden terhadap kinerja perbankan yang diyakini akan tetap baik pada periode tersebut.

Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan IV-2023 mencapai 62, menempatkannya dalam zona optimis. IBP merupakan indeks komposit yang mengukur persepsi, dengan rentang nilai 1 hingga 100. Nilai di atas 50 menunjukkan optimisme, nilai 50 menunjukkan stabilitas, dan nilai di bawah 50 menunjukkan pesimisme.

Optimisme ini muncul dari harapan akan meningkatnya peran intermediasi perbankan dan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko, meskipun dihadapkan pada kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, hasil SBPO Triwulan IV-2023 menegaskan optimisme sektor perbankan di tengah volatilitas global dan dinamika ekonomi domestik. Dia menyatakan bahwa hasil ini juga sejalan dengan informasi yang telah disampaikan dalam RDK Bulanan OJK dan siaran pers OJK mengenai dampak ketidakpastian global terhadap sektor perbankan.

PT Mitra Mortar indonesia

IBP terdiri dari tiga subindeks, yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeks Persepsi Risiko (IPR), dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK). OJK mengungkapkan bahwa IKM pada triwulan IV-2013 berada pada level pesimis, yakni 43, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti melemahnya nilai tukar, peningkatan suku bunga acuan, laju inflasi, dan kenaikan belanja masyarakat.

Tetap Optimis Meski Kondisi Ekonomi Kurang Kondusif

Meskipun kondisi makroekonomi diprediksi kurang kondusif, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan (risiko kredit, likuiditas, dan pasar) pada triwulan IV-2023 masih dapat terkendali. Fleksibilitas ruang penyesuaian suku bunga, likuiditas yang cukup besar, dan koordinasi kebijakan terintegrasi dalam KSSK diakui sebagai faktor pendukung.

Indeks Persepsi Risiko (IPR) mencapai 58, menunjukkan keyakinan bahwa risiko cukup terkelola. Responden meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik, risiko kredit dan risiko pasar terjaga, dan likuiditas masih stabil.

Pada September 2023, kinerja intermediasi perbankan tetap solid dengan pertumbuhan kredit sebesar 8,96 persen YoY dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 6,54 persen YoY. Prospek kinerja perbankan hingga akhir tahun 2023 dan 2024 diperkirakan akan tetap baik.

Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan IV-2023 juga optimis dengan IEK mencapai 84. Optimisme ini didorong oleh keyakinan bahwa sumber dana (DPK) akan terus mendukung penyaluran kredit, yang berkontribusi pada peningkatan laba dan modal perbankan.

Dian menyatakan bahwa optimisme pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2023 didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang positif, peningkatan konsumsi, dan kestabilan daya beli masyarakat.

OJK mencatat bahwa meskipun responden melihat inflasi sektor pangan sebagai tidak signifikan pada kinerja pertumbuhan kredit dan debitur, bank tetap mengambil langkah mitigasi risiko. Strategi tersebut melibatkan penambahan nasabah dengan pendekatan yang hati-hati, edukasi kepada pelaku usaha sektor pertanian untuk menghindari risiko inflasi pangan, dan pemantauan harga produksi debitur beserta analisis sensitivitas secara berkala.

Selain itu, OJK menyoroti perhatian sektor perbankan terhadap isu ketahanan pangan. Hal ini tercermin dalam kinerja sektor perbankan yang tetap sesuai dengan rencana bisnis yang disampaikan ke OJK.

Secara keseluruhan, hasil SBPO Triwulan IV-2023 memberikan gambaran positif tentang optimisme sektor perbankan meskipun dihadapkan pada ketidakpastian global. Fleksibilitas, mitigasi risiko, dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik menjadi faktor kunci yang mendukung kinerja perbankan.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan