Gagal bayar pemerintah Amerika Serikat (AS) dikatakan akan memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian negara dan dunia. International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan hal ini dalam pernyataannya. Juru bicara IMF, Julie Kozack, mengungkapkan bahwa terdapat risiko tinggi terjadinya peningkatan suku bunga dan sektor perbankan yang semakin rentan. Dampaknya juga akan terasa di bank-bank yang beroperasi di wilayah AS. Kozack menyatakan bahwa IMF belum dapat mengukur secara pasti dampak dari default yang terjadi dan dampaknya terhadap perekonomian global.
IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 sebesar 2,8%. Namun, dengan adanya gejolak di pasar keuangan dan penurunan harga aset, pertumbuhan tersebut dapat terpengaruh. Kozack juga mengingatkan bahwa suku bunga dapat menjadi lebih tinggi di tengah ketidakstabilan ekonomi global. “Kami berupaya menghindari dampak terburuk,” kata Kozack seperti yang dikutip oleh Reuters pada Sabtu (13/5/2023).
Pada akhir bulan April, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengungkapkan bahwa jika terjadi gagal bayar, hal ini akan menjadi bencana bagi perekonomian AS. Dampaknya termasuk meningkatnya tingkat pengangguran, suku bunga yang tinggi, dan lonjakan cicilan kredit. Yellen dalam pidatonya juga menyampaikan bahwa jika terjadi default atau gagal bayar utang AS, hal ini akan memicu peningkatan tingkat pengangguran, cicilan KPR yang lebih mahal, serta cicilan kredit mobil dan kartu kredit yang lebih besar.
Menurut Yellen, jika terjadi default, ekonomi AS akan terancam. “Kegagalan kami akan menimbulkan bencana ekonomi dan keuangan. Hal ini akan meningkatkan biaya kredit secara permanen, dan investasi masa depan akan menjadi lebih mahal,” ujar Yellen seperti yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (26/4/2023).
Dampak Gagal Bayar AS
Gagal bayar AS akan menyebabkan pemerintah tidak mampu membayar jaminan militer dan jaminan sosial utama, bahkan dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pejabat pemerintah. Masyarakat juga khawatir akan gagal bayar kredit rumah, mobil, dan kartu kredit, yang pada gilirannya akan memperburuk pasar kredit AS.
Selain itu, suku bunga yang tinggi juga akan menciptakan masalah bagi pasar saham. Dalam setahun terakhir, tingkat suku bunga yang tinggi telah memberatkan pasar saham.
Yellen menyebutkan bahwa kegagalan ini akan menyebabkan bencana ekonomi dan keuangan bagi negara. Namun, hal ini dapat dicegah. “Kongres harus memilih untuk meningkatkan atau menangguhkan batas utang dan harus melakukan tindakan tersebut tanpa syarat dan tidak boleh ditunda hingga saat-saat terakhir,” tegasnya.
Dalam menghadapi potensi gagal bayar AS, langkah-langkah pencegahan, mitigasi risiko, dan pemulihan ekonomi yang tepat harus diambil. Keputusan yang bijaksana dan tindakan yang komprehensif sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan menghindari konsekuensi negatif bagi perekonomian global yang lebih luas.