Minggu, November 24, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog

Pasar Otomotif China Memanas, Dominasi Kendaraan Listrik Lokal Ancam Merek Global

Persaingan di pasar otomotif China semakin sengit seiring meningkatnya dominasi produsen kendaraan listrik lokal. Beberapa produsen mobil asing kini menghadapi tantangan serius di negara dengan pasar otomotif terbesar di dunia tersebut.

Pada tahun 2023, Kia dari Korea Selatan mencatat penurunan penjualan hingga 30% dibandingkan angka pada 2020. General Motors (AS), Volkswagen (Jerman), dan Nissan (Jepang) juga mengalami penurunan pendapatan signifikan antara 2019 dan 2023.

Analis industri mengaitkan kemunduran ini dengan lambannya transisi produsen asing dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Sementara itu, merek-merek lokal seperti BYD dan Geely terus memperluas pangsa pasar mereka, mengancam posisi para raksasa otomotif global.

Tu Le, pendiri Sino Auto Insights, menyarankan agar produsen asing menjalin kemitraan dengan perusahaan lokal untuk kembali menembus pasar China. Namun, ia juga menilai langkah ini mungkin sudah terlambat bagi beberapa merek.

“Jika mereka tidak segera menghadirkan kendaraan listrik yang kompetitif di China, opsi terbaik mungkin hanya melalui kerja sama dengan produsen lokal,” ujar Le dalam wawancara dengan CNBC International pada Sabtu (23/11/2024). “Namun, bagi beberapa merek, itu bisa jadi sudah terlalu lambat.”

Persaingan Ketat dengan Produsen Lokal

Sebelumnya, pemerintah China mewajibkan perusahaan asing membentuk usaha patungan dengan perusahaan lokal untuk bisa beroperasi. Namun, mulai 2022, aturan ini dilonggarkan, memungkinkan produsen asing memiliki penuh operasional mereka di China. Hal ini membuka peluang bersaing langsung dengan pemain domestik, meskipun tantangannya tetap besar.

“Perusahaan Barat kini menyadari bahwa mereka harus bertindak cepat untuk mempertahankan posisi pasar mereka yang terus tergerus,” ujar David Norman, pengacara merger dan akuisisi di Hong Kong. Ia mencatat bahwa langkah besar, seperti akuisisi atau kemitraan, menjadi semakin penting.

Norman mencatat contoh seperti Stellantis, perusahaan otomotif berbasis di Belanda, yang membeli 20% saham Leapmotor, produsen kendaraan listrik China, dengan nilai sekitar USD 1,59 miliar pada tahun lalu.

Produsen mobil listrik China unggul berkat inovasi teknologi. Mereka telah mengintegrasikan fitur canggih seperti proyektor, teknologi bantuan pengemudi, dan hiburan berbasis smartphone dalam kendaraan mereka. Meski fitur bantuan pengemudi Tesla belum sepenuhnya disetujui di China, pemain lokal seperti Xpeng dan BYD telah memanfaatkan chip Nvidia untuk menciptakan teknologi serupa.

Stephen Dyer dari AlixPartners menyebut bahwa produsen asing perlu menyamai teknologi ini agar bisa bersaing. “Kemitraan dengan perusahaan China dalam pengembangan sistem bantuan pengemudi kemungkinan menjadi kunci untuk tidak hanya pasar lokal tetapi juga global,” ujarnya.

Hambatan dalam Kemitraan dan Akuisisi

Meski kemitraan tampak menjanjikan, akuisisi atau kerja sama strategis dengan produsen lokal bukanlah hal mudah. Menurut Weng Yajun dari JunHe Law di Shanghai, kompetisi di pasar China sangat sengit, sehingga produsen lokal lebih memilih bertahan sendiri meskipun merugi daripada diakuisisi.

“Banyak startup otomotif China belum siap untuk menjual, dan perusahaan asing pun harus bersaing dengan perusahaan milik negara untuk akuisisi,” ujar Yajun.

Sementara itu, analis Yiming Wang dari China Renaissance Securities menambahkan bahwa pasar yang penuh persaingan dan tekanan ekonomi hanya akan memperumit upaya produsen asing untuk memperoleh pijakan kembali di China.

Pasar otomotif China terus berkembang dengan cepat, dan bagi produsen asing, waktu untuk beradaptasi kian mendesak. Namun, tanpa strategi yang tepat, dominasi pemain lokal tampaknya hanya akan semakin kuat.

Pemerintah Dorong Daya Saing UMKM untuk Menembus Pasar Ekspor

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengajak pelaku usaha untuk terus berinovasi dalam berbagai aspek, mulai dari proses produksi, manajemen, hingga strategi pemasaran. Langkah ini dinilai krusial untuk memperkuat daya saing produk lokal di pasar ekspor. Pernyataan ini disampaikan Mendag Budi saat berkunjung ke pabrik kain lurik dan produk fesyen CV Lurik Prasojo di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (22/11).

“Inovasi dalam ekspor sangat berpengaruh pada daya saing pelaku usaha. Kementerian Perdagangan memberikan perhatian khusus dengan menghadirkan berbagai pelatihan untuk membantu pelaku usaha meningkatkan kapasitas ekspornya,” ungkap Mendag Budi.

Program Pendampingan UMKM untuk Menembus Pasar Global

Kemendag, lanjutnya, telah merancang sejumlah program pendampingan untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat bersaing di pasar internasional. Menurutnya, menembus pasar ekspor memiliki tantangan yang kompleks, sehingga pihaknya turut menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan produk UMKM lokal dikenal di kancah global.

“Program kami meliputi pelatihan peningkatan kapasitas hingga mengikutsertakan UMKM dalam pameran internasional dan pekan mode. Kami juga menjadwalkan berbagai ajang promosi seperti business matching untuk membuka peluang kerjasama dengan mitra luar negeri,” jelas Mendag Budi.

Ia menekankan bahwa para pelaku usaha harus memahami standar pasar internasional. Selain inovasi, produk yang diekspor juga harus memenuhi kualitas dan nilai tambah agar mampu bersaing dengan produk dari negara lain. “Kualitas adalah kunci keberhasilan di pasar global,” tambahnya.

Promosi Produk Lokal melalui Media Digital

Saat mengunjungi CV Lurik Prasojo yang telah berdiri sejak 1950, Mendag Budi turut mempromosikan produk lokal melalui aktivitas jualan daring (live shopping) di media sosial, dengan memasarkan produk seperti pakaian dan tas. Aksi ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung merek lokal agar semakin dikenal masyarakat luas.

Ia juga mengapresiasi konsistensi CV Lurik Prasojo dalam menjaga tradisi kain lurik sembari berinovasi menciptakan produk fesyen modern. Kunjungan Mendag Budi ini juga dihadiri oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani, serta Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Mardyana Listyowati.

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan UMKM, Mendag Budi optimis produk lokal Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi primadona di pasar dunia.

BMT, Sahabat Masyarakat untuk Keluar dari Jeratan Rentenir

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menegaskan pentingnya keberadaan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) yang mengemban dua fungsi utama: ekonomi dan sosial. Kedua fungsi ini berjalan selaras, menjadikan dukungan pemerintah terhadap koperasi, terutama BMT, sebagai suatu keharusan.

Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menjelaskan bahwa secara ekonomi, koperasi berperan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pencapaian keuntungan. Sementara fungsi sosialnya adalah membantu masyarakat lapisan bawah, seperti kelompok mikro dan ultra mikro, keluar dari jeratan rentenir yang kerap membebani mereka.

“Koperasi adalah wadah gotong royong yang saling menguatkan. Contohnya, KSPPS BMT Jati Baru di Padang berhasil membantu masyarakat terbebas dari rentenir,” ungkap Ferry saat menghadiri Rakernas dan Munaslub Perhimpunan BMT Indonesia di Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/11).

Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Ferry menambahkan, dengan fungsi ekonomi dan sosialnya, Baitul Maal Wa Tamwil menjadi solusi nyata dalam mengurangi kemiskinan ekstrem yang masih melanda Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin hingga Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang, turun dari 25,9 juta pada tahun sebelumnya.

“Kemiskinan terlihat jelas pada masyarakat yang tidak punya akses pembiayaan produktif, sehingga terjebak pada rentenir. Kehadiran BMT memberi mereka peluang untuk berkembang dan lebih sejahtera,” tegas Ferry.

Dalam konteks lebih luas, BMT memainkan peran strategis dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Dengan jumlah penduduk muslim yang besar, potensi ekonomi syariah di Tanah Air menjadi peluang besar.

“Indonesia memiliki potensi konsumen muslim hingga 2 miliar jiwa dengan perputaran uang hampir 2 triliun dolar. Baitul Maal Wa Tamwil harus menjadi motor penggerak utama ekonomi syariah,” katanya.

Ke depan, Kemenkop berkomitmen meningkatkan dukungan, khususnya melalui penguatan pembiayaan lewat Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM). Hal ini diharapkan mampu memperluas dampak positif koperasi dalam menyejahterakan masyarakat.

“Kami dorong koperasi untuk lebih aktif di sektor riil agar bisnisnya mengalir,” ujar Ferry.

Komitmen Perhimpunan BMT dan Pemerintah Daerah

Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia, Mursida Rambe, menegaskan pentingnya peran BMT dan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Ia menyerukan penguatan usaha sektor riil guna mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

“Baitul Maal Wa Tamwil harus menjadi ujung tombak bagi masyarakat miskin, karena perbankan konvensional sering kali enggan melayani mereka,” jelas Rambe.

Dengan 351 unit BMT, aset mencapai Rp13,55 triliun, dan 1.231 kantor, Perhimpunan BMT Indonesia berkomitmen mendukung pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.

Pemerintah daerah pun turut mengambil peran aktif. Di Sumatera Barat, Kepala Dinas Koperasi UKM, Endrizal, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melampaui target 100.000 entrepreneur baru pada 2024 dengan pencapaian 114.000 wirausahawan. Inisiatif ini didukung oleh pembentukan koperasi dan BMT yang memperkuat usaha mereka.

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, mengapresiasi kontribusi signifikan Baitul Maal Wa Tamwil di daerahnya. “Kehadiran BMT di Sumatera Barat, khususnya di Padang, mencerminkan keberhasilan ekonomi syariah dalam memberantas kemiskinan,” kata Mahyeldi.

Baitul Maal Wa Tamwil terbukti menjadi kekuatan yang menghubungkan masyarakat dengan solusi keuangan berbasis syariah, mendorong kesejahteraan yang inklusif dan berkelanjutan.

Bisakah Bitcoin dan Blockchain Membantu Negara Berkembang Bangkit?

Dalam beberapa tahun terakhir, cryptocurrency telah menjadi topik hangat dalam dunia keuangan. Teknologi ini, yang didasarkan pada blockchain, memungkinkan transaksi tanpa perantara seperti bank atau institusi keuangan lainnya. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkannya, muncul pertanyaan menarik: Dapatkah cryptocurrency menyelamatkan ekonomi negara berkembang?

Potensi Manfaat Cryptocurrency untuk Negara Berkembang

  1. Akses Keuangan bagi yang Tidak Terjangkau oleh Bank
    Banyak orang di negara berkembang tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional. Menurut data dari Bank Dunia, sekitar 1,4 miliar orang di dunia tidak memiliki rekening bank. Cryptocurrency dapat menjadi solusi dengan menyediakan cara yang murah dan mudah untuk menyimpan dan mengirim uang hanya dengan ponsel dan koneksi internet.
  2. Mengurangi Biaya Pengiriman Uang
    Negara berkembang sering kali bergantung pada remitansi dari pekerja di luar negeri. Namun, biaya pengiriman uang melalui layanan tradisional bisa mencapai 7-10% dari jumlah yang dikirim. Dengan cryptocurrency, biaya ini bisa jauh lebih rendah, memungkinkan lebih banyak uang sampai ke tangan penerima.
  3. Melindungi dari Inflasi
    Beberapa negara berkembang menghadapi inflasi yang tidak terkendali, yang menghancurkan nilai mata uang lokal. Cryptocurrency seperti Bitcoin yang memiliki pasokan terbatas dapat bertindak sebagai penyimpan nilai yang lebih stabil dibandingkan mata uang nasional yang terus terdevaluasi.
  4. Memfasilitasi Investasi Global
    Dengan teknologi blockchain, masyarakat di negarayang belum maju dapat mengakses pasar global tanpa hambatan besar. Investor asing juga dapat berinvestasi lebih mudah di sektor-sektor lokal menggunakan cryptocurrency, menciptakan peluang ekonomi baru.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun memiliki banyak potensi, adopsi cryptocurrency di negara berkembang tidak tanpa tantangan. Berikut beberapa hambatan utama:

  1. Kurangnya Infrastruktur Teknologi
    Tidak semua negara yang belum maju memiliki akses luas ke internet atau perangkat teknologi yang diperlukan untuk menggunakan cryptocurrency. Tanpa infrastruktur yang memadai, manfaat cryptocurrency tidak akan dirasakan sepenuhnya.
  2. Ketidaktahuan dan Edukasi yang Rendah
    Penggunaan cryptocurrency membutuhkan pemahaman tentang teknologi digital dan keuangan. Banyak orang di negara berkembang mungkin masih kurang familiar dengan konsep ini, sehingga butuh edukasi yang masif.
  3. Regulasi yang Tidak Jelas
    Beberapa negara melihat cryptocurrency dengan kecurigaan karena potensi penggunaannya untuk aktivitas ilegal. Regulasi yang ambigu atau terlalu ketat dapat menghambat perkembangan ekosistem cryptocurrency di negara berkembang.
  4. Fluktuasi Harga yang Tinggi
    Harga cryptocurrency terkenal sangat volatil. Ini bisa menjadi masalah bagi masyarakat yang mencari stabilitas, terutama di negara-negara yang sudah menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Contoh Kasus: El Salvador dan Bitcoin

Salah satu contoh nyata adopsi cryptocurrency di negara berkembang adalah El Salvador. Pada tahun 2021, negara ini menjadi yang pertama di dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Pemerintah berharap langkah ini dapat menarik investasi asing, mengurangi biaya remitansi, dan mempercepat inklusi keuangan.

Namun, hasilnya tidak sepenuhnya positif. Sementara beberapa pihak memuji langkah ini, banyak juga yang mengkritik volatilitas Bitcoin dan kurangnya kesiapan masyarakat El Salvador dalam mengadopsi teknologi ini.

Cryptocurrency memiliki potensi besar untuk membantu ekonomi negara berkembang, terutama dalam hal inklusi keuangan dan pengurangan biaya transaksi. Namun, itu bukan solusi ajaib. Tantangan seperti regulasi, infrastruktur, dan edukasi harus diatasi terlebih dahulu agar manfaat cryptocurrency dapat dirasakan secara luas.

Sama seperti teknologi lainnya, cryptocurrency hanyalah alat. Keberhasilannya tergantung pada bagaimana negara yang belum maju memanfaatkannya dengan bijak, sambil mengatasi risiko-risiko yang ada. Dengan pendekatan yang tepat, cryptocurrency bisa menjadi bagian penting dari strategi untuk memperbaiki ekonomi negara berkembang.

Melonjak 10 Kali Lipat, Apple Ajukan Investasi Fantastis untuk Indonesia

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan telah menerima proposal investasi terbaru dari Apple senilai USD100 juta (sekitar Rp1,58 triliun dengan kurs Rp15.800) untuk periode dua tahun mendatang. Angka ini melonjak sepuluh kali lipat dibandingkan rencana awal Apple sebesar USD10 juta (Rp158 miliar), yang bertujuan membangun pabrik aksesoris dan komponen di Bandung, Jawa Barat.

“Proposal investasi dari Apple bertanggal 18 November 2024 sudah kami terima pada 19 November 2024. Kami sangat mengapresiasi langkah Apple yang menunjukkan komitmen besar melalui rencana ini,” ujar Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kemenperin, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Untuk menindaklanjuti proposal tersebut, Kemenperin akan menggelar rapat pimpinan pada Kamis pagi (21/11). “Pak Menteri menyambut baik komitmen Apple dan langsung menginstruksikan pembahasan dalam rapim esok hari,” jelas Febri.

Tekanan Soal TKDN Masih Mengemuka

Meski begitu, Kemenperin tetap mengingatkan Apple terkait janji investasi Rp300 miliar untuk memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017. Aturan ini mensyaratkan TKDN untuk produk seperti ponsel, komputer genggam, dan tablet melalui tiga skema: pembangunan pabrik, pembuatan aplikasi lokal, atau pengembangan inovasi dalam negeri.

Apple sebelumnya memilih skema inovasi dengan mendirikan tiga Apple Academy di BSD Tangerang, Batam, dan Surabaya. Namun, komitmen ini dianggap belum cukup. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa iPhone 16 belum dapat dijual di Indonesia karena Apple masih menghadapi kekurangan investasi sekitar Rp240 miliar untuk memenuhi ambang TKDN 40%. “Kalau Apple bisa merealisasikan kekurangan tersebut, mereka baru bisa memenuhi syarat untuk memasarkan iPhone di Indonesia,” jelas Agus.

Menyeimbangkan Keadilan Investasi

Febri menekankan pentingnya aturan TKDN untuk menciptakan keadilan bagi semua investor, memperkuat struktur industri dalam negeri, dan meningkatkan nilai tambah di Indonesia. “Kami ingin memastikan investasi Apple tidak hanya berfokus pada keuntungan mereka, tetapi juga berkontribusi pada ekosistem teknologi nasional, sejalan dengan perlakuan adil terhadap investor lain,” ungkapnya.

Dengan penjualan ponsel Apple di Indonesia mencapai 2,61 juta unit pada tahun lalu—tertinggi di Asia Tenggara dibandingkan Vietnam yang hanya 1,43 juta unit—pendapatan dari pasar Indonesia diperkirakan mencapai Rp30 triliun. Namun, angka ini masih jauh dari nilai investasi yang dianggap proporsional untuk mendukung pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

Kemenperin telah menetapkan tiga syarat utama bagi Apple, termasuk kewajiban mendirikan divisi penelitian dan pengembangan (R&D) di Indonesia dengan skala yang lebih besar dibandingkan Apple Academy. Selain itu, Apple diharapkan melibatkan perusahaan Indonesia dalam rantai pasok globalnya untuk mendorong keterlibatan lokal dalam ekosistem teknologi mereka.

Aturan TKDN yang sama juga diberlakukan kepada Alphabet, induk Google, yang produk Google Pixel 9-nya dilarang dipasarkan di Indonesia akibat minimnya investasi. “Langkah ini bertujuan menciptakan iklim usaha yang kondusif sekaligus adil, baik bagi Indonesia maupun negara-negara lain di mana Apple beroperasi,” tutup Febri.

Keberlanjutan dan Hilirisasi, Masa Depan Cerah Olahan Sawit Indonesia

Selama lebih dari 20 tahun terakhir, industri kelapa sawit telah menjadi motor penggerak utama perekonomian Indonesia. Produk olahan sawit tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik untuk pangan, nonpangan, dan bahan bakar terbarukan, tetapi juga menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan, menghasilkan devisa melalui produk bernilai tambah tinggi.

“Keberhasilan hilirisasi industri sawit dapat dilihat dari dua aspek utama, yaitu diversifikasi produk turunan dan perbandingan ekspor bahan baku dengan produk olahan,” ujar Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, dalam Seminar Outlook Industri Sawit Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11).

Menurut Putu, jumlah produk turunan sawit melonjak drastis dari 54 jenis pada 2010 menjadi 193 jenis pada 2023. Selain itu, rasio ekspor bahan baku terhadap produk olahan mengalami perubahan signifikan, dari 40:60 di 2010 menjadi hanya 7:93 pada 2023. “Ini menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi berjalan sesuai harapan,” tegasnya.

Kontribusi Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja

Industri pengolahan sawit memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional. Tercatat, sektor ini menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja langsung dan tidak langsung, menyumbang 3,5 persen terhadap PDB nasional, serta berkontribusi Rp450 triliun atau 11,6 persen dari total ekspor nonmigas pada 2023.

Putu juga mengungkapkan, nilai ekonomi sektor ini diproyeksikan mencapai Rp775 triliun hingga akhir 2024, dengan potensi besar menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, dan kawasan timur Indonesia. Beberapa kawasan industri berbasis sawit yang telah berkembang, antara lain Dumai-Riau, Sei Mangkei-Sumut, dan Balikpapan-Kaltim.

“Pengembangan ini turut mendorong aktivitas ekonomi di wilayah terpencil dan perbatasan negara, menjaga kedaulatan ekonomi melalui substitusi impor,” jelasnya.

Kendati demikian, pengembangan industri sawit tidak terlepas dari tantangan. Penurunan produktivitas kebun akibat penyakit, perubahan iklim, dan usia tanaman yang menua menjadi kendala utama. Replanting kebun serta optimalisasi teknologi diperlukan untuk memastikan pasokan minyak sawit mentah tetap stabil.

Selain itu, industri menghadapi tekanan untuk menurunkan emisi karbon sekaligus meningkatkan keberlanjutan dan ketertelusuran (traceability) produknya, terutama di tengah kampanye negatif dan hambatan perdagangan global.

“Saat ini, hilirisasi masih dominan pada produk minyak sawit. Namun, peluang pemanfaatan biomassa sawit sangat besar untuk meningkatkan nilai tambah,” ujar Putu.

Langkah Strategis dan Visi Jangka Panjang

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Perindustrian mengembangkan strategi berbasis tiga pilar: menjamin pasokan bahan baku, memperkenalkan teknologi produksi baru, serta mendorong investasi di sektor hilir.

Beberapa inisiatif konkret meliputi pembentukan konsorsium riset produk hilir, pengembangan teknologi biomassa, dan penerapan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Di sisi teknologi, inovasi seperti SPPOT (Steamless-POMELess Palm Oil Technology) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi, menurunkan emisi karbon, serta mengurangi limbah cair.

Kemenperin bahkan menyediakan skema insentif hingga 30 persen untuk pembelian teknologi ini oleh petani atau koperasi. “Kami optimistis bahwa langkah ini dapat membawa perubahan mendasar pada teknologi pengolahan sawit, sehingga mendukung target besar Visi Sawit Indonesia Emas 2045,” tutur Putu.

Visi ini mencakup pengembangan 240 jenis produk hilir pada 2029 dengan nilai ekonomi mencapai Rp1.146 triliun, yang bersumber dari pasar domestik dan ekspor. Untuk mencapainya, peningkatan produktivitas kebun melalui teknologi dan pengolahan lebih lanjut diharapkan menjadi kunci.

“Dengan kolaborasi riset dan pengembangan, kami percaya sektor hilir akan menjadi pengungkit utama kemajuan industri sawit nasional, dari hulu hingga hilir,” pungkas Putu.

Siap Memulai Usaha? Cek Sektor Bisnis yang Sedang Booming!

Indonesia adalah negara dengan potensi bisnis yang sangat besar. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, banyak peluang usaha bisa dimanfaatkan oleh siapa saja yang memiliki kreativitas dan semangat untuk mencoba. Berikut ini adalah beberapa sektor bisnis yang menjanjikan di Indonesia, yang bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin memulai usaha.

Salah satu sektor yang selalu menjadi favorit adalah bisnis kuliner. Tidak mengherankan, mengingat makanan adalah kebutuhan utama manusia. Namun, bukan hanya soal menyediakan makanan, inovasi dalam penyajian dan konsep juga penting. Misalnya, tren makanan sehat semakin populer di kalangan masyarakat urban yang peduli dengan gaya hidup sehat. Selain itu, makanan tradisional yang dikemas modern juga memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Kehadiran aplikasi pesan-antar seperti GoFood dan GrabFood memudahkan pelaku usaha untuk menjangkau pelanggan lebih luas.

Selain kuliner, e-commerce adalah sektor lain yang berkembang pesat. Dengan meningkatnya akses internet, semakin banyak orang yang beralih ke belanja online. Marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada memberikan peluang besar bagi siapa saja untuk memulai bisnis. Anda bisa menjual berbagai macam produk, mulai dari fashion, gadget, hingga barang-barang kebutuhan rumah tangga. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membangun kepercayaan pelanggan melalui layanan yang cepat, produk berkualitas, dan ulasan positif.

Bisnis Digital dan Teknologi yang Semakin Berkembang

Di era digital ini, bisnis berbasis teknologi menjadi salah satu sektor yang sangat menjanjikan. Pengembangan aplikasi dan layanan digital semakin dibutuhkan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari, baik di bidang transportasi, kesehatan, maupun keuangan. Startup yang menawarkan solusi digital, seperti platform pembayaran elektronik dan logistik berbasis teknologi, telah membuktikan bahwa inovasi di sektor ini memiliki potensi besar.

Selain itu, jasa pemasaran digital seperti manajemen media sosial, pembuatan konten, hingga kampanye iklan online juga sedang naik daun. Banyak bisnis tradisional yang ingin beralih ke dunia digital, menciptakan peluang bagi mereka yang memiliki keterampilan di bidang ini.

Sektor pendidikan online juga berkembang pesat. Banyak orang mencari kursus online untuk meningkatkan keterampilan, baik untuk karier maupun hobi. Misalnya, kursus bahasa asing, desain grafis, hingga memasak memiliki permintaan yang tinggi. Dengan platform seperti Zoom atau media sosial, Anda bisa memulai bisnis ini dari rumah.

Peluang di Sektor Agribisnis dan Properti

Bagi Anda yang tertarik pada sektor agribisnis, pertanian modern adalah pilihan yang menjanjikan. Dengan teknologi seperti hidroponik dan pertanian organik, Anda bisa menghasilkan produk berkualitas tinggi meskipun dengan lahan terbatas. Produk segar seperti sayuran dan buah organik semakin diminati, terutama di kota besar. Anda juga dapat memasarkan hasil panen melalui platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Di sisi lain, sektor properti juga tetap menjadi salah satu investasi yang stabil. Dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang terus meningkat, kebutuhan akan hunian seperti kos-kosan atau apartemen kecil semakin besar. Properti di lokasi strategis seperti dekat kampus atau pusat perkantoran memiliki peluang besar untuk memberikan keuntungan. Anda juga bisa memanfaatkan platform seperti Airbnb untuk menyewakan properti secara harian.

Industri Kreatif yang Terus Berkembang

Tak kalah menjanjikan, industri kreatif juga mengalami perkembangan pesat. Desain grafis, fotografi, videografi, hingga pembuatan konten media sosial semakin diminati, terutama oleh pelaku bisnis yang ingin memperkuat branding mereka di dunia digital. Jika Anda memiliki bakat di bidang seni atau kreatif, ini adalah waktu yang tepat untuk menjadikan hobi Anda sebagai peluang bisnis.

Selain itu, permintaan akan produk kreatif seperti ilustrasi, animasi, atau merchandise custom juga terus meningkat. Dengan memanfaatkan media sosial, Anda dapat menjangkau pelanggan dengan lebih mudah.

Memulai bisnis memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan melihat tren pasar dan kebutuhan konsumen, peluang sukses akan lebih besar. Fokus pada kualitas, pelayanan yang baik, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan adalah kunci untuk bertahan di dunia bisnis. Semoga informasi ini membantu Anda menemukan inspirasi untuk langkah bisnis Anda berikutnya!

Penjualan Top Mortar Meningkat Tajam Dengan Menggunakan Teknologi Digital Cashback

Dalam beberapa bulan terakhir, industri bahan bangunan mengalami perubahan signifikan, terutama dalam segmen produk semen instan. Salah satu merek terkemuka, Top Mortar, telah mencatatkan peningkatan penjualan yang tajam berkat penerapan teknologi digital, khususnya melalui program cashback yang menarik konsumen. Langkah inovatif ini tidak hanya berpengaruh positif terhadap angka penjualan, tetapi juga menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih efisien bagi para pelanggan.

Top Mortar, yang dikenal sebagai salah satu produsen bahan bangunan terkemuka di Indonesia, memanfaatkan platform digital untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif. Dengan memanfaatkan media sosial, aplikasi mobile, dan situs web yang responsif, perusahaan ini berhasil menarik perhatian berbagai segmen pasar, mulai dari kontraktor besar hingga pemilik rumah yang melakukan renovasi.

Keuntungan Program Cashback Instan dari Top Mortar

Konsep cashback yang ditawarkan merupakan daya tarik utama, di mana konsumen dapat memperoleh pengembalian sebagian dari pembelian mereka dalam bentuk uang tunai atau voucher belanja. Strategi ini terbukti efektif dalam meningkatkan daya tarik produk, sehingga mendorong konsumen untuk mencoba dan membeli lebih banyak produk Top Mortar.

Peningkatan penjualan yang signifikan ini juga didukung oleh berbagai kampanye pemasaran yang terencana dengan baik. Melalui iklan digital yang tepat sasaran, Top Mortar berhasil menjangkau audiens yang lebih luas. Konten yang informatif dan menarik, baik berupa video tutorial penggunaan produk maupun testimoni dari pengguna, menjadi elemen kunci dalam strategi pemasaran mereka. Selain itu, kolaborasi dengan influencer di media sosial juga memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran merek dan memperluas jangkauan pasar.

Tak hanya itu, program cashback yang ditawarkan oleh Top Mortar juga berfungsi untuk membangun loyalitas pelanggan. Dengan memberikan insentif yang menarik, konsumen merasa dihargai dan cenderung untuk kembali berbelanja. Data menunjukkan bahwa pelanggan yang menerima cashback lebih mungkin untuk melakukan pembelian ulang dalam waktu dekat, sehingga menciptakan siklus positif bagi pertumbuhan penjualan.

Hal ini sejalan dengan tren perilaku konsumen saat ini yang semakin cerdas dan lebih memilih untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan nilai lebih yang dapat mereka peroleh.

Melihat perkembangan yang terjadi, tidak mengherankan jika banyak perusahaan di industri bahan bangunan mulai mengikuti jejak Top Mortar dengan menerapkan teknologi digital dan menawarkan program cashback.

Menarik Lebih Banyak Pengusaha Toko Bangunan

Inovasi ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan penjualan, tetapi juga menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan kompetitif di pasar. Dengan semakin banyaknya pemain baru yang memasuki pasar, konsumen akan menjadi lebih diuntungkan dengan beragam pilihan dan manfaat yang ditawarkan.

Peningkatan penjualan Top Mortar melalui teknologi digital cashback juga selaras dengan tren global yang menunjukkan bahwa konsumen saat ini semakin mengandalkan platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, termasuk dalam pembelian bahan bangunan.

Penggunaan teknologi ini mencerminkan perubahan pola pikir dan perilaku konsumen modern yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan nilai tambah dalam setiap transaksi.

Keberhasilan Top Mortar dalam menerapkan teknologi digital dan program cashback memberikan pelajaran berharga bagi industri bahan bangunan. Inovasi dan adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang di era digital ini.

Dengan terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi, Top Mortar tidak hanya meningkatkan penjualannya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi antara produk berkualitas, pemasaran yang cerdas, dan teknologi yang tepat dapat menghasilkan hasil yang luar biasa dalam dunia usaha yang semakin kompetitif.

Optimalkan Kemajuan Digital, Cashback Promo Top Mortar Dapat Dicairkan Uang Tunai Detik Itu Juga

Anda ingin belanja material dengan hemat di toko bangunan? Tak perlu khawatir, anda bisa menikmati promo dan Digital Cashback dari Top Mortar yang dapat dicairkan uang tunai detik itu juga lho! Bagaimana? Menarik bukan? Yuk Simak selengkapnya di artikel berikut.

Dalam era digital yang semakin berkembang, berbagai inovasi dan kemudahan terus dihadirkan oleh pelaku industri untuk meningkatkan kepuasan konsumen, Salah satu terobosan terbaru datang dari PT Top Mortar Indonesia, sebuah perusahaan yang dikenal luas sebagai produsen semen instan serbaguna berkualitas yaitu Top Mortar, yang meluncurkan program cashback terbaru.

Program ini tidak hanya menawarkan insentif menarik bagi konsumen, tetapi juga menandai langkah signifikan dalam mengintegrasikan teknologi digital dalam pengalaman berbelanja material bangunan.

Keuntungan Program Cashback Instan dari Top Mortar

Program cashback dan promo yang diperkenalkan oleh Top Mortar memungkinkan konsumen untuk mencairkan uang tunai secara instan pada saat bertransaksi. Dengan mekanisme ini, pelanggan tidak perlu lagi menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan uang potongan belanja setelah melakukan pembelian.

Sistem ini dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal dan meningkatkan kepuasan konsumen, dua aspek yang sangat penting dalam dunia ritel saat ini.

Sebagai bagian dari marketing campaign ini, konsumen yang melakukan pembelian di toko bangunan bertanda khusus akan langsung mendapatkan digital cashback dalam bentuk uang tunai. Proses pencairan uang tunai ini dijanjikan berlangsung secara cepat. yang akan menghilangkan kerumitan yang sering kali terkait dengan proses klaim cashback.

Dalam hitungan detik, konsumen dapat melihat saldo cashcback mereka ditransfer ke dompet digital atau rekening bank mereka, memberikan pengalaman berbelanja yang lebih lancar dan efisien.

Manager Marketing Top Mortar, Jessica Hart, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengoptimalkan kemajuan digital dan memerikan nilai tambah bagi pelanggan.

“Kami menyadari bahwa konsumen saat ini semakin menginginkan kecepatan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Dengan adanya program cashback yang dapat dicairkan secara langsung, kami berharap dapat memenuhi harapan tersebut dan menjadikan pengalaman berbelanja di toko bangunan yang bermitra dengan Top Mortar semakin menyenangkan,” ujarnya.

Tidak hanya memudahkan pelanggan, program ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengusaha toko bangunan untuk menjadi mitra Top Mortar. Dalam konteks persaingan yang semakin ketat di industri ritel, inovasi semacam ini merupakan langkah penting untuk membedakan diri dari kompetitor. Menawarkan cashback instan bukan hanya memberi insentif kepada pelanggan lama, tetapi juga menarik perhatian pelanggan baru yang mencari nilai lebih dalam setiap transaksi.

Top Mortar Berkomitmen pada Keamanan Transaksi Digital

Di tengah meningkatnya penggunaan dompet digital dan aplikasi pembayaran, Top Mortar juga berkomitmen untuk memastikan bahwa semua transaksi dilakukan dengan aman dan terjamin.

Secara keseluruhan, peluncuran program cashback yang dapat dicairkan secara instan oleh Top Mortar adalah contoh nyata bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan kemajuan digital untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Dengan fokus pada inovasi, kenyamanan, dan kepuasan pelanggan, Top Mortar tidak hanya menetapkan standar baru dalam industri bahan bangunan, tetapi juga menjadi pelopor dalam penerapan teknologi dalam pengalaman berbelanja ritel.

Dengan harapan, langkah ini akan menjadi awal dari berbagai inisiatif digital lainnya yang akan terus mempermudah akses dan meningkatkan pengalaman berbelanja di masa yang akan datang.

Ekspor Indonesia Siap Tancap Gas, Target USD 294,45 Miliar di Depan Mata

Melalui Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), Kementerian Perdagangan memproyeksikan ekspor Indonesia akan mencapai angka USD 294,45 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan 7,1 persen. Target ini diharapkan terus meningkat hingga 2029, mencapai USD 405,69 miliar dengan pertumbuhan sebesar 9,64 persen. Angka-angka tersebut dirancang untuk mendukung visi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029.

Kepala BKPerdag, Fajarini Puntodewi, mengungkapkan hal ini dalam acara Gambir Trade Talk (GTT) ke-17 yang berlangsung secara hybrid di Hotel Borobudur Jakarta pada Selasa (19/11). Dengan tema “Outlook Perdagangan Luar Negeri Indonesia Tahun 2025”, diskusi tersebut membahas pentingnya ekspor sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, ekspor Indonesia perlu tumbuh antara 7 hingga 10 persen. Pada 2025, nilai ekspor diproyeksikan mencapai USD 294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen. Angka ini harus terus meningkat hingga mencapai USD 405,69 miliar pada 2029,” jelas Puntodewi.

Proyeksi dan Tantangan Ekonomi Global

Menurut analisis Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), ekonomi global pada 2025 diperkirakan tumbuh di kisaran 2,7 hingga 3,2 persen. Sementara itu, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,1 persen, naik dari estimasi 5 persen pada 2024. Perdagangan barang dan jasa global juga diharapkan tumbuh 3,4 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, tantangan besar juga menanti, termasuk hambatan perdagangan dan potensi penurunan harga komoditas. Direktur Eksekutif CORE Indonesia, M. Faisal, dalam diskusi tersebut memperingatkan bahwa meskipun surplus perdagangan Indonesia diperkirakan berlanjut pada 2025, situasinya akan semakin menantang karena permintaan global melemah dan hambatan perdagangan meningkat.

Strategi Kunci untuk Mendukung Ekspor

Fajarini menekankan bahwa untuk mencapai target ambisius tersebut, pemerintah telah menyusun tiga fokus utama:

  1. Penguatan pasar domestik, dengan memastikan produk lokal mampu bersaing di pasar dalam negeri.
  2. Perluasan pasar ekspor, melalui peningkatan pangsa pasar produk Indonesia di pasar global.
  3. Dukungan untuk UMKM, melalui program “Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor” yang bertujuan meningkatkan kontribusi UMKM dalam ekspor nasional.

Ketua Komite Perdagangan Luar Negeri APINDO, Budihardjo Iduansjah, menyoroti peluang dari pergeseran rantai nilai global yang memunculkan rantai nilai regional serta optimalisasi perjanjian dagang preferensial. Meski demikian, ia juga mengingatkan adanya tantangan seperti deindustrialisasi, biaya ekonomi yang tinggi, serta kebijakan proteksionis dari mitra dagang utama seperti AS dan Tiongkok.

Pengaruh Geopolitik terhadap Perdagangan Indonesia

Peningkatan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk Tiongkok, seiring terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden, juga diprediksi memengaruhi peta perdagangan global. Situasi ini memungkinkan terjadinya trade diversion, di mana produk-produk Tiongkok mencari pasar baru, termasuk Indonesia. Kondisi tersebut dapat meningkatkan tekanan pada pasar domestik, terutama di sektor tekstil dan produk turunannya.

Diskusi yang dihadiri oleh berbagai pakar seperti M. Faisal dari CORE Indonesia, Budihardjo Iduansjah dari APINDO, dan akademisi Arum Kusumaningtyas, menyoroti pentingnya strategi bersama antara pemerintah, pengusaha, dan UMKM untuk memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi tantangan perdagangan internasional pada tahun-tahun mendatang.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia optimis dapat terus meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi di pasar global, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.